About Us

Pusat Kesehatan Masyaratakat (Puskesmas) merupakan pusat informasi, pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan pos terdepan dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat, untuk dimaksud tersebut Puskesmas mempunyai fungsi tugas selain tekhnis juga administrasi.
6 Upaya Program Pokok Pembangunan Kesehatan yang meliputi :
1. Promosi Kesehatan
2. KIA-KB.
3. Perbaikan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Pengobatan
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, hal ini tertuang dalam visi Indonesia Sehat 2010 yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan sehat, untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai peran ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain atau satu Negara ke Negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif (Depkes RI, 2005)

Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat adalah menerapkan pembangunan Nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terbentuknya lingkungan yang sehat dan berperilaku sehat. Sebagai acuan Pembangunan Kesehatan mengacu pada konsep “Paradigma Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembulan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan (Depkes RI, 2005).

FAKTOR DEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN

Puskesmas Pasar Kepahiang berdiri pada tanggal 24 Januari 2006, Puskesmas ini hasil pemecahan dari Puskesmas Kepahiang. Sebelumnya Puskesmas Kepahiang adalah Puskesmas Perawatan yang beralih menjadi RSUD Kepahiang, mengingat saat itu bersamaan dengan pemekaran/ pemisahan kabupaten Kepahiang dari Kabupaten Rejang Lebong maka didirikannya RSUD Kepahiang guna memenuhi kebutuhan RSUD bagi masyarakat Kepahiang. Dengan berdirinya RSUD Kepahiang di gedung yang sebelumnya adalah Puskesmas Perawatan Kepahiang maka Puskesmas Kepahiang di relokasi ke Desa Klobak. Mengingat wilayah kerja Puskesmas Kepahiang begitu luas inilah yang menjadi alasan didirikannya Puskesmas Pasar Kepahiang guna meningkatkan pelayanan kesehatan di Kecamatan Kepahiang. Pada awal berdirinya Puskesmas Pasar kepahiang memiliki wilayah kerja sebanyak 9 desa. Pada Tahun 2007 dengan berdirinya Puskesmas Nanti Agung maka wilayah kerja Puskesmas Pasar Kepahiang tinggal 6 desa. Pada tanggal 12 November 2007 Gedung Baru Puskesmas Pasar Kepahiang diresmikan oleh Bupati Kabupaten Kepahiang Drs. Bando Amin C. Kader, MM.
Tahun 2010 wilayah kerja Puskesmas Pasar Kepahiang sebanyak 6 desa dengan jumlah Penduduk 16344 jiwa dan jumlah Posyandu sebanyak 6 buah, letak Desanya berkelompok.
A. KEPENDUDUKAN
A.1. Distribusi penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin.
Penduduk diwilayh kerja Puskesmas Pasar kepahiang berjumlah 16.344 jiwa terdiri dari Laki-laki 8227 dan Perempuan 8117 jiwa, sedangkan distribusi kelompok produktif usia 15 – 44 tahun sebesar 37,8 %.
A.2. Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar wilayah Puskesmas Pasar Kepahiang adalah 423 kelahiran atau 25.8/1000 penduduk, angka kelahiran ini diperoleh dan laporan Bidan Desa, Puskesmas Pembantu dan sebagian dan dukun terlatih setiap bulannya, memang belum semua data dapat kami himpun karena laporan kelahiran dari Kepala Desa tidak ada.
A.3. Kepadatan penduduk
Luas wilayah Puskesmas Pasar Kepahiang adalah ± 47 km persegi dengan jumlah penduduk 16.344 jiwa, dengan jumlah KK 3760 kepadatan penduduk 348 jiwa / km, kepadatan penduduk pada masing-masing Desa tidak merata.

B. SOSIAL EKONOMI
Tingkat sosial di wilayah Puskesmas Pasar Kepahiang umumnya homogen dan pendapatannya sebagian besar pedagang, Pegawai Negeri, pekerja, buruh untuk wilayah perkotaan dan sebagian besar dari hasil pertanian dan sisanya Pegawai Negeri dan Pedagang untuk wilayah pedesaan, mengenai pendapatan perkapita pertahun belum didata.
Tingkat Pendidikan untuk wilayah pedesaan umumnya tamat SD dan SLTP dan masih sedikit sekali yang tamat perguruan tinggi dan untuk wilayah perkotaan umumnya tamatan SLTA hingga perguruan tinggi, sedangkan yang buta huruf sebanyak 378 orang atau 2,3% dari jumlah penduduk.
Dengan melihat tingkat pendidikan tersebut diatas keinginan masyarakat untuk menyerap informasi Kesehatan sebenarnya sudah cukup memadai untuk wilayah perkotaan, namun faktor ekonomi dan pengetahuan yang menyebabkan kurangnya kemampuan masyarakat untuk menyerap informasi tentang kesehatan, untuk mengatasinya perlu dilakukan usaha dan pembinaan yang sangat optimal.
C. LINGKUNGAN FISIK DAN BIOLOGI
Dari pendataan kesehatan lingkungan tahun 2008 diperoleh jumlah rumah diwilayah Puskesmas Pasar Kepahiang terdiri 62,7% permanent, 22,8% semi permanent dan sisanya 14,5% tidak permanent. Hal ini sangat berhubungan dengan tingkat ekonomi masyarakat sehingga jelas kemampuan untuk membangun rumah yang memenuhi syarat kesehatan masih kurang, rata-rata rumah yang ada dihuni oleh 5 orang, sehingga tingkat kepadataannya dapat dikatakan cukup baik.
Sebagai sumber air bersih sebagian besar menggunakan sumber air PDAM dan berdasarkan pendataan terakhir didapat angka 77,9% penduduk yang menggunakan air bersih. Tempat pembungan air besar umumnya sudah menggunakan jamban keluarga dan sedikit saja yang masih disungai dan selokan, untuk SPAL sudah banyak menggunakannya tetapi masih banyak yang hanya sebatas saluran air hujan
Pemanfaatan pekarangan masih sangat kurang, karena umumnya untuk wilayah perkotaan dipergunakan untuk halaman toko dan halaman rumah, sedangkan untuk wilayah pedesaan halaman diutamakan untuk menjemur hasil pertanian mereka.

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

A. KEMATIAN
Data yang diperoleh dari lapangan, laporan Bidan Desa, Puskesmas Pembantu dan sebagian dari Dukun terlatih, didapat angka kematian kasar 2.9/1000 penduduk, untuk angka kematian bayi sebesar 2 atau 4.1/1000 bayi, kematian balita sebesar 4 atau 3.7/1000 balita untuk kematian ibu bersalin tidak ada.
Angka-angka tersebut diatas belum akurat mengingat laporan dari Kepala Desa tidak ada, sehingga angka-angka tersebut belum menjamin gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan denga faktor penyebab kematian tersebut
Ketidak akuratan data tersebut juga disebabkan masih banyaknya penduduk yang bermukim di petalangan untuk wilayah pedesaan.
B. KESAKITAN
Data pola penyakit dan angka kesakitan didapat data-data sebagai berikut, pola penyakit rawat jalan umur 0–1 tahun didapat angka kesakitan 6.6% penyakit ISPA menduduki urutan teratas dengan 65.5% diikuti oleh Diare dengan 15% untuk golongan umur 1–6 tahun diperoleh angka kesakitan 15.8% urutan teratas ISPA dengan 58.1% diikuti Diare dengan 12% dan untuk semua golongan umur ISPA menduduki urutan teratas dengan 34% diikuti oleh alergi dengan 6.7%
Melihat data tersebut diatas maka pola penyakit terbesar diwilayah Puskesmas Pasar Kepahiang tak jauh dengan pola penyakit di Indonesia pada umumnya, dimana masih didominasi oleh penyakit ISPA, Diare, gastritis penyakit lainnya beda-beda tergantung golongana umur.
C. STATUS GIZI
Untuk status gizi secara umum bergizi baik namun demikian masih ditemui beberapa Desa dengan gizi balita buruk, sampai akhir tahun 2010 tercatat 4 orang bayi dibawah garis merah (BGM) atau 0.9% dari jumlah bayi yang ada, dan 6 orang balita dibawah garis merah (BGM) atau 0.4% dari jumlah balita yang ada hal ini disebabkan krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga tingkat kemampuan penduduk untuk memperoleh gizi yang baik sangat kurang, masalah kekurangan gizi pada anak balita ini dapat diatasi dengan menggunakan dana JPKMM dan dana Penanggulangan Kasus Gizi Buruk dari Dinas Kesehatan kabupaten Kepahiang dengan diberikannya makanan tambahan berbagai bentuk, untuk lebih lengkapnya data dimaksud dapat dilihat pada tabel.

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Upaya Kesehatan yang telah dilakukan di Puskesmas Pasar Kepahiang selama tahun 2010 mencakup 6 program pokok Puskesmas, tetapi ada sebagian kegiatan tidak bisa sepenuhnya dilaksanakan karena keterbatasan sarana dan tenaga, sebagi gambaran dapat kami sajikan sebagai berikut :
A. KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
Jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas Pasar Kepahiang pada tahun 2010 adalah Umum 7554 orang, kunjungan Poli Gigi 132 orang dan kunjungan KIA-KB 872 orang dan kujungan di Pustu 759 orang, rata-rata kunjunan Poli Umum 10 orang / hari.
B. CAKUPAN BAYI DAN BALITA
Presentase penimbangan bayi Puskesmas Pasar Kepahiang adalah sebesar 91,3% (bayi), terbesar di Kelurahan Pasar Ujung dengan 95,8%, terendah di Kelurahan Pensiunan dengan 77,7% sedangkan penimbangan balita sebesar 2,9% terbesar di desa Karang Endah dengan 5.3% dan terendah di Kelurahan Pensiunan dengan 2.0, jadi frekuensi kunjungan rata-rata penimbangan usia 0 – 1 tahun adalah 11 kali setahun, dan 1 kali pertahun untuk usia 1 – 5 tahun.
C. CAKUPAN IMUNISASI DAN DROP OUT RATE.
Cakupan Imunisasi di wilayah Puskesmas Pasar Kepahaing adalah 98,3% (cakupan Campak) dan drop out rate sebesar 5,2% untuk cakupan Campak sudah
mencapai target yang ditetapkan dan pada tahun 2009 untuk lebih terinci dapat table 21.
D. CAKUPAN IBU HAMIL DAN MENYUSUI
Cakupan ibu hamil dan menyusui diambil dari cakupan kunjungan KIA dan posyandu serta kunjuungan KIA Puskesmas Pasar Kepahiang juga dan Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 22.
D.1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
Cakupan kunjungan ibu hamil di Puskesmas Pasar Kepahiang adalah sebesar 100% (K1) dan 93.2% (K4) terbesar di Kelurahan Pensiunan dengan 126.4% (K1) 126.4%(K4), terendah di Pasar Ujung 83.6% (K1) dan 80.9% (K4)
D.2. Cakupan TT2 Ibu Hamil
Cakupan TT2 Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Pasar Kepahaing sebesar 93.2% tertinggi di Desa Karang Endah dengan 137.5% dan terendah Pasar Ujung dengani 80.9%, untuk lebih terinci lihat tabel 21.
D.3. Cakupan Kunjungan Ibu Menyusui
Cakupan kunjungan ibu menyusui di wilayah Puskesmas Pasar Kepahiang adalah sebesar 100%, untuk lebih terinci lihat tabel 22.
E. CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
Cakupan Persalinan oleh tenaga Kesehatan adalah sebesar 99.7% dan untuk lebih terinci dapat dilihat pada lampiaran tabel 19.
F. CAKUPAN KELUARGA BERENCANA
Cakupan Keluarga Berencana sebesar 80.8% (Aktif) dan 24.4% (AB) untuk lebih terinci dapat dilihat pada tabel 23 dan 24.
G. PERAN SERTA MASYARAKAT.
Sejauh ini untuk mengukur peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan hanyalah dari beberapa indicator out put program, dan untuk selanjutnya dapat kami sajikan beberapa data yang berkaitan dengan peran serta masyarakat :
a. Jumlah Desa siaga : 6 buah.
b. Jumlah Posyandu : 6 buah.
c. Jumlah kader aktif : 50 orang
d. Jumlah dukun terlatih : 3 orang.
Setiap Desa telah mempunyai Posyandu masing – masing Desa 1 buah Posyandu, dengan jumlah kader tidak sama setiap Posyandu sedangkan masing – masing Poskesdes dihuni oleh 1 orang tenaga Bidan Desa.
Pada tahun 2010 telah dibentuk desa siaga secara keseluruhan dan bidan desanya pun telah dilatih tentang desa siaga, dari 6 desa yang ada 3 desa tidak ada bidan desanya, 1 orang tenaga staf yang telah dilatih tentang desa siaga sehingga sangat diharapkan peran serta masyarakat dalam pengembangan desa siaga, karena apalah artinya desa siaga yang telah dibentuk bila tidak ada peran serta masyarakat, maka tidak akan ada hasilnya.

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN.
Untuk mendekatkan dan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat diperlukan sarana kesehatan yang mencukupi, adapun macam-macam sarana kesehatan tersebut antara lain Puskesmas induk, Puskesmas Pembantu, Polindes, Posyandu dan Puskesmas Keliling.
Puskesmas Pasar Kepahiang sampai akhir tahun 2010 melayanani 16344 jiwa yang tersebar di 3 Desa dan 3 kelurahan ternyata hal ini masih lebih baik dari standar nasional bahwa 1 Puskesmas induk melayanai 30.000 penduduk.
Disamping Puskesmas induk sampai akhir tahun 2010 didaerah ini juga terdapat 2 buah Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Pasar Ujung dengan wilayah kerja 1 Kelurahan, Puskesmas Pembantu Kampung Bogor dengan wilayah kerja 1 desa, dan 2 buah Puskesmas Pembantu tersebut dihuni oleh 1 orang tenaga Akademi Perawat, pelayanan di Puskesmas Pembantu belum dapat seperti apa yang diharapkan, selain Pustu juga terdapat 2 buah Poskesdes yang masing–masing diisi oleh tenaga Bidan Desa, 1 desa dan 2 Kelurahan masih belum memiliki bidan desa, selain itu untuk lebih mendekatkan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat terdapat pula 6 buah Posyandu yang setiap bulannya aktif mengadakan kegiatan Posyandu. Puskesmas Pasar Kepahiang telah memiliki kendaraan Puskesmas Keliling, 4 buah sepeda motor 1 diantaranya dari operasional JPKMM.

KESIMPULAN DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Membaca dari penyajian data dan pembahasan yang telah dikemukakan didepan maka dapat ditarik kesimpulan hal-hal yang menjadi masalah kesehatan di Puskesmas Pasar Kepahiang dan alternative pemecahan masalah.
A. LINGKUNGAN FISIK DAN BIOLOGI.
Penyediaan air bersih untuk keperluan sehari –hari penduduk sudah cukup memadai walaupun dibeberapa Desa tidak mendapat saluran PDAM namun penduduk telah banyak yang menggunakan sumur gali secara swadaya, penduduk menggunakan air bersih sudah mencapai 77,9%, sementara sisanya masih menggunakan air sungai dan sawah sebagai sumber air bersihnya.
Untuk pembuangan air besar sudah memadai terutama untuk diwilayah perkotaan namun untuk wilayah pedesaan masih menggunakan WC cemplung dan membuang kotoran pada tempat yang tidak dianjurkan. Dengan keadaan tersebut diatas merupakan salah satu penyebab mengapa angka kesakitan diare masih menduduki urutan 10 penyakit terbesar.
Untuk memperoleh air bersih diwilayah Puskesmas Pasar Kepahiang sudah tidak menjadi masalah karena seluruh Desa telah mendapat saluran air PDAM dan debit air yang ada mencukupi. maka kebutuhan penduduk akan air bersih tidak menjadi masalah, yang menjadi masalah adalah Desa Karang Endah akhir-akhir ini debit airnya berkurang, karena saluran pipa dari induk terjadi kebocoran, demikian pula untuk Kelurahan Pasar Ujung terutama wilayah Padang Lekat sumber air bersih menjadi kendala, karena daerah tersebut masih terdapat rawa, sehingga apabila musim hujan tiba air rawa tersebut mencemari sumur penduduk.
B. POLA PENYAKIT TERBANYAK
Pola Penyakit terbanyak golongan usia 0-1 tahun dan untuk semua golongan umur masih didominasi oleh penyakit ISPA dan Diare.
Untuk menanganinya perlu sekali penyuluhan-penyuluhan terpadu antara kedua program tersebut diatas terhadap penduduk tidak hanya di Posyandu tetapi juga langsung kepada penduduk lainnya dan melalui kader-kader kesehatan yang telah dilatih dan perlunya perbaikan sanitasi lingkungan dirasa masih sangat kurang dan juga peningkatan penggunaan jamban masih perlu usaha-usaha untuk perbaikannya serta diberi anjuran kepada masyarakat agar menggunakan SPAL sehingga tidak mencemari lingkungan sekitarnya hal ini perlu diatasi dengan usaha-usaha terpadu antar program terkait.
C.KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU
Kunjungan balita ke Posyandu masih cukup rendah, hal ini disebabkan salah anggapan bila telah selesai imunisasinya anak tidak perlu lagi dibawa ke Posyandu, maka untuk mengatasinya perlu lebih ditingkatkan lagi penyuluhan–penyuluhan kepada masyarakat tentang perlunya anak balita dibawa ke Posyandu sampai usia lima tahun terutama kepada ibu–ibu di Posyandu.
Cakupan imunisasi sudah mencapai target yang ditetapkan dan perlu ditingkatkan mutu imunisasi itu sendiri diantaranya tersedianya alat imunisasi seprti nald, spuit dan perlengkapan lainnya, karena dengan satu nald untuk satu kali suntikan maka tidakakan ditemui keluhan dari masyarakat tentang adanya KIPI, dan dapat meningkatkan citra pelayanan imunisasi di Posyandu.
D. SUMBER DAYA KESEHATAN.
Ketenagaan di Puskesmas Pasar Kepahiang yang masih kurang adalah tenaga Analis Kesehatan (Tenaga Laboratorium), Tenaga Penyuluh Kesehatan dan tenaga Kesling laki-laki, serta tenaga di Tata Usaha.
Peralatan yang masih kurang di Puskesmas Pasar Kepahiang adalah, PHN kit, Bidan kit, UKS kit baik untuk untuk Puskesmas maupun untuk sekolah –sekolah.
E. TENAGA KESEHATAN

Sampai akhir tahun 2010 terdapat 29 orang Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Pasar Kepahiang dengan rincian sebagai berikut :
1 Orang tenaga dokter umum
1 Orang dokter gigi
1 0rang tenaga S1 keperawatan
5 Orang tenaga S1 Kesmas.
5 Orang tenaga Akademi Kebidanan
5 orang tenaga Akademi Keperawatan
1 Orang Akademi Kesehatan LIngkungan
2 Orang tenaga D1 Bidan
2 Orang tenaga Perawat Kesehatan
1 Orang tenaga Farmasi.
2 Orang tenaga Pekarya Kesehatan
1 Orang tenaga Penjaga Puskesmas (PTT.D)

F. DANA KESEHATAN.

Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas Pasar Kepahiang tahun 2010 tidak memperoleh dana rutin maupun dana operasional Puskesmas, dana yang ada dari dana Jamkesmas dan dana Bantuan Opersional Kesehatan (BOK).
G. PERAN SERTA MASYARAKAT
Untuk mengukur pelaksanaan peran serta masyarakat masih belum ada kriteria yang jelas namun dari pengamatan yang ada selama ini peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan masih sangat kurang, ini terlihat dari bebepara kegiatan yang dilaksanakan masih beranggapan bahwa masalah kesehatan adalah tugas para petugas kesehatan. Dari kegiatan Desa Siaga yang telah dibentuk masih berjalan ditempat dan masih menggantungkan kegiatannya pada petugas kesehatan, pengurus dan anggota yang telah dibentuk seolah-olah hanya memenuhi kriteria terbentuknya desa siaga, dalam pelaksanaannya masih belum dapat dilaksanakan baik ditingkat pemerintahan desa maupun para pengurus desa siaga.

Diposkan oleh Puskesmas Pasar Kepahiang di 0